SEJARAH PERKEMBANGAN REFLEXOLOGY
Reflexology ( Pijat Refleksi ) adalah suatu metode pengobatan dengan
cara menstimulasi kaki dan beberapa organ lain untuk tujuan penyembuhan.
Hal ini dilakukan dengan cara memberikan tekanan pada titik-titik
tertentu pada kaki untuk merangsang organ atau bagian tubuh yang di
asumsikan mengalami masalah . Dengan tekanan-tekanan yang terukur dan
titik yang tepat diharapkan akan terjadi koneksi melalui syaraf dari
titik yang ditekan menuju ke organ yang bermasalah.Tekanan-tekanan
tersebut akan membuat aliran darah di organ yang bermasalah tersebut
menjadi lancar dan pada gilirannya akan membuat organ tersebut bekerja
normal seperti sedia kala ( Sembuh ).
Reflexology mirip Akupresur. Bedanya Reflexology terkonsentrasi di
telapak kaki dan sekitarnya sementara akupresur memiliki jangkauan lebih
luas .
Massage sebagai Induk Reflexology sebenarnya sudah ada sejak ribuan
tahun lalu dijaman peradaban Mesir kuno. Seiring dengan meluasnya
penyebaran Islam di dunia pada abad ketujuh dan kedelapan, kerangka/
kumpulan doktrin kedokteran Greco-roman yang komprehensif diadopsi,
bersama dengan pengetahuan kedokteran Hindu dan Persia yang semakin
meluas. Salah satu contoh dari penggabungan pengetahuan ini adalah
sebuah karya ensiklopedi (Kitabu’l hawi Fi’t-Tibb) yang
ditulis oleh seorang dokter Persia bernama Rhazes ( Abu Bakr Muhammad
ibn Zakariya al-Razi) (abad 850-932), yang membahas praktek-praktek
medis Yunani, Roma, dan Arab, termasuk massage. Karya penting lainnya
adalah yang ditulis oleh dokter Persia bernama Abu-Ali al-Husayn
ibn-Sina (980-1037), yang lebih dikenal dengan Avicenna. Dia juga
menulis sejumlah buku kedokteran yang masih dianggap standar hingga abad
ke-17. Karyanya yang berjudul Canon of Medicine
merupakan teks kedokteran yang sangat terkenal, yang mengumpulkan ilmu
pengetahuan kedokteran teori dan praktik pada saat itu. Hasil karya ini
menggambarkan pengaruh yang hebat dari Galen pada ilmu kedokteran saat
itu; teks ini juga mencantumkan manfaat massage.
Pada kenyataannya, menjelang akhir abad kesembilan, hampir semua
teks-teks kedokteran Galen yang panjang telah diterjemahkan dalam bahasa
Arab. Pada umumnya, nampaknya para dokter muslim pada abad Pertengahan
Eropa lebih tertarik mengembangkan dan menguraikan kebenaran-kebenaran
yang dipelajari dari bangsa Yunani dan Romawi daripada mereka menemukan
ilmu pengetahuan yang baru. Dunia Muslim hanya memasukkan ilmu
kedokteran Greco- Roman ke dalam kerangka Islam. Hanya dengan melalui
terjemahan Latin dari para penulis Arab ini sebagian besar pengetahuan
kedokteran Yunani dihidupkan lagi di dunia Kristen di Negara barat
(yakni di Eropa). Untuk sebagian besar wilayah, para praktisi kedokteran
barat pada abad pertengahan meninggalkan massage demi tindakan
pengobatan lainnya. Namun, massage masih tetap merupakan prosedur yang
penting bagi para tabib rakyat dan bidan, dan prosedurnya dikenal
sebagai suatu bentuk seni. Setelah itu, tidak ada kompilasi tehnik dan
prosedur yang dilakukan.Nampaknya, para golongan pendeta/biara
menggunakan massage dalam hospitale pauperum mereka, hal ini nampak karena mereka juga mempunyai salinan tulisan-tulisan kedokteran Greco-Roman yang lebih dahulu. Klik disini
Namun hingga abad ke19 , Reflexology belum mengalami perkembangan
yang berarti hingga seorang wanita bernama Eunice Ingham mengembangkan
ilmu ini. Eunice Ingham lahir di South Dakota pada tahun 1889, seorang
fisioterapis yang bekerja pada Dr Joe Shelby Riley. Dr Riley merupakan
kolega Dr Fitzgerald ( sekarang dikenal sebagai bapak Reflexology )
salah seorang ilmuwan yang telah mengenalkan Zona Therapy,
sebuah teori yang menyatakan tubuh manusia terbagi beberapa zona dimana
satu bagian tubuh terhubung dengan bagian tubuh yang lain. Eunice Ingham
meneliti dan mengembangkan Terapi Zona pada tahun 1930- an. Meluangkan
waktu berjam-jam setiap harinya untuk mencari hubungan setiap titik pada
kaki dengan anatomi tubuh lainnya. Mulai mencoba pada kaki orang-orang
lain menggunakan jempol dan jari-jari untuk menekan seperti orang
memijat.
Dia yakin lewat treatment yang telah dilakukannya ada
manfaat yang didapat, oleh karena itu Eunice berencana menulis sebuah
buku dan akan keliling Amerika untuk mengenalkan hal ini lewat seminar
kesehatan. Lewat perjalanan penelitian yang panjang akhirnya terbitlah
buku pertama Eunice yang berjudul Stories The Feet Can Tell
pada tahun 1938. Eunice Ingham terus melakukan perjalanan dibelahan
dunia lainnya untuk mengenalkan terapinya dalam seminar-seminar
kesehatan, kepada praktisi kesehatan lainnya hingga beberapa tahun
kemudian bergabung dengan saudaranya Dwight Byers dimana Dwight bertugas
yang melakukan seminar pelatihan dan mendirikan International of
Reflexology untuk melindungi hak tulisan original Eunice Ingham
diseluruh dunia.
Bagaimana Reflexology masuk ke Indonesia ?
Tidak ada catatan sejarah yang valid mengenai hal ini, tetapi yang
jelas nenek moyang kita sejak lama mengenal pijat memijat. Para
raja-raja yang berkuasa di nusantara diketahui memiliki abdi dalem yang
khusus bertugas memijat keluarga kerajaan, bahkan ada yang memang di
khususkan hanya untuk memijat sang Raja dan Permaisuri. Jadi ketika
pengetahuan tentang metode Reflexology masuk ke Nusantara entah melalui
para saudagar muslim atau pendatang dari daratan Tiongkok, atau mungkin
saja melalui orang-orang eropa yang ternyata berniat memonopoli
perdagangan yang berakhir dengan penjajahan, nenek moyang kita
setidaknya sudah tidak terlalu asing dengan reflexology karena sudah
lebih dulu mengenal pijat memijat.
Dan dalam perkembangannya, seperti yang sudah kami tulis di paragraf
awal metode ini cukup diminati dan sangat berkembang, karena faktanya
memang banyak orang yang terbantu dengan metode ini. Bahkan ada beberapa
praktisi yang mengkombinasikan metode reflexology dengan produk Apitherapy ( produk hasil lebah ) dan hasilnya ternyata sangat luar biasa !
No comments:
Post a Comment