**Assalamu'alaikum .. Jazaakallahu Khaeron Telah Mengunjungi Blog Sigit Altarapy**

PERKEMBANGAN REFLEXOLOGY

SEJARAH PERKEMBANGAN REFLEXOLOGY
 
Reflexology ( Pijat Refleksi ) adalah suatu metode pengobatan dengan cara menstimulasi kaki dan beberapa organ lain untuk tujuan penyembuhan. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan tekanan pada titik-titik tertentu pada kaki untuk merangsang organ atau bagian tubuh yang di asumsikan mengalami masalah . Dengan tekanan-tekanan yang terukur dan titik yang tepat diharapkan akan terjadi koneksi melalui syaraf dari titik yang ditekan menuju ke organ yang bermasalah.Tekanan-tekanan tersebut akan membuat aliran darah di organ yang bermasalah tersebut  menjadi lancar dan pada gilirannya akan membuat organ tersebut bekerja normal seperti sedia kala ( Sembuh ).
Reflexology mirip Akupresur. Bedanya Reflexology terkonsentrasi di telapak kaki dan sekitarnya sementara akupresur memiliki jangkauan lebih luas .
Massage sebagai Induk Reflexology sebenarnya sudah ada sejak ribuan tahun lalu dijaman peradaban Mesir kuno. Seiring dengan meluasnya penyebaran Islam di dunia pada abad ketujuh dan kedelapan, kerangka/ kumpulan doktrin kedokteran Greco-roman yang komprehensif diadopsi, bersama dengan pengetahuan kedokteran Hindu dan Persia yang semakin meluas. Salah satu contoh dari penggabungan pengetahuan ini adalah sebuah karya ensiklopedi (Kitabu’l hawi Fi’t-Tibb) yang ditulis oleh seorang dokter Persia bernama Rhazes ( Abu Bakr Muhammad ibn Zakariya al-Razi) (abad 850-932), yang membahas praktek-praktek medis Yunani, Roma, dan Arab, termasuk massage. Karya penting lainnya adalah yang ditulis oleh dokter Persia bernama Abu-Ali al-Husayn ibn-Sina (980-1037), yang lebih dikenal dengan Avicenna. Dia juga menulis sejumlah buku kedokteran yang masih dianggap standar hingga abad ke-17. Karyanya yang berjudul Canon of Medicine merupakan teks kedokteran yang sangat terkenal, yang mengumpulkan ilmu pengetahuan kedokteran teori dan praktik pada saat itu. Hasil karya ini menggambarkan pengaruh yang hebat dari Galen pada ilmu kedokteran saat itu; teks ini juga mencantumkan manfaat massage.
Pada kenyataannya, menjelang akhir abad kesembilan, hampir semua teks-teks kedokteran Galen yang panjang telah diterjemahkan dalam bahasa Arab. Pada umumnya, nampaknya para dokter muslim pada abad Pertengahan Eropa lebih tertarik mengembangkan dan menguraikan kebenaran-kebenaran yang dipelajari dari bangsa Yunani dan Romawi daripada mereka menemukan ilmu pengetahuan yang baru. Dunia Muslim hanya memasukkan ilmu kedokteran Greco- Roman ke dalam kerangka Islam. Hanya dengan melalui terjemahan Latin dari para penulis Arab ini sebagian besar pengetahuan kedokteran Yunani dihidupkan lagi di dunia Kristen di Negara barat (yakni di Eropa). Untuk sebagian besar wilayah, para praktisi kedokteran barat pada abad pertengahan meninggalkan massage demi tindakan pengobatan lainnya. Namun, massage masih tetap merupakan prosedur yang penting bagi para tabib rakyat dan bidan, dan prosedurnya dikenal sebagai suatu bentuk seni. Setelah itu, tidak ada kompilasi tehnik dan prosedur yang dilakukan.Nampaknya, para golongan pendeta/biara menggunakan massage dalam hospitale pauperum mereka, hal ini nampak karena mereka juga mempunyai salinan tulisan-tulisan kedokteran Greco-Roman yang lebih dahulu. Klik disini
Namun hingga abad ke19 , Reflexology belum mengalami perkembangan yang berarti hingga seorang wanita bernama Eunice Ingham mengembangkan ilmu ini. Eunice Ingham lahir di South Dakota pada tahun 1889, seorang fisioterapis yang bekerja pada Dr Joe Shelby Riley. Dr Riley merupakan kolega Dr Fitzgerald ( sekarang dikenal sebagai bapak Reflexology ) salah seorang ilmuwan yang telah mengenalkan Zona Therapy, sebuah teori yang menyatakan tubuh manusia terbagi beberapa zona dimana satu bagian tubuh terhubung dengan bagian tubuh yang lain. Eunice Ingham meneliti dan mengembangkan Terapi Zona pada tahun 1930- an. Meluangkan waktu berjam-jam setiap harinya untuk mencari hubungan setiap titik pada kaki dengan anatomi tubuh lainnya. Mulai mencoba pada kaki orang-orang lain menggunakan jempol dan jari-jari untuk menekan seperti orang memijat.

Dia yakin lewat treatment yang telah dilakukannya ada manfaat yang didapat, oleh karena itu Eunice berencana menulis sebuah buku dan akan keliling Amerika untuk mengenalkan hal ini lewat seminar kesehatan. Lewat perjalanan penelitian yang panjang akhirnya terbitlah buku pertama Eunice yang berjudul Stories The Feet Can Tell pada tahun 1938. Eunice Ingham terus melakukan perjalanan dibelahan dunia lainnya untuk mengenalkan terapinya dalam seminar-seminar kesehatan, kepada praktisi kesehatan lainnya hingga beberapa tahun kemudian bergabung dengan saudaranya Dwight Byers dimana Dwight bertugas yang melakukan seminar pelatihan dan mendirikan International of Reflexology untuk melindungi hak tulisan original Eunice Ingham diseluruh dunia.


Bagaimana Reflexology masuk ke Indonesia ?
Tidak ada catatan sejarah yang valid mengenai hal ini, tetapi yang jelas nenek moyang kita sejak lama mengenal pijat memijat. Para raja-raja yang berkuasa di nusantara diketahui memiliki abdi dalem yang khusus bertugas memijat keluarga kerajaan, bahkan ada yang memang di khususkan hanya untuk memijat sang Raja dan Permaisuri. Jadi ketika pengetahuan tentang metode Reflexology masuk ke Nusantara entah melalui para saudagar muslim atau pendatang dari daratan Tiongkok, atau mungkin saja melalui orang-orang eropa yang ternyata berniat memonopoli perdagangan yang berakhir dengan penjajahan, nenek moyang kita setidaknya sudah tidak terlalu asing dengan reflexology karena sudah lebih dulu mengenal pijat memijat.
Dan dalam perkembangannya, seperti yang sudah kami tulis di paragraf awal metode ini cukup diminati dan sangat berkembang, karena faktanya memang banyak orang yang terbantu dengan metode ini. Bahkan ada beberapa praktisi yang mengkombinasikan metode reflexology dengan produk Apitherapy ( produk hasil lebah ) dan hasilnya ternyata sangat luar biasa !

No comments:

Post a Comment